Wellcome To "YAER'S" Blog And Thanks For Your Visit

Minggu, 24 Maret 2013

PERAN GURU YANG SEBENARNYA TERHADAP DUNIA PENDIDIKAN





OBSERVASI DALAM RANGKA PEMENUHAN  NILAI UAS  PEDAGOGIK SEMESTER II YANG DI AMPUH OLEH Bpk. Dr. Dharma Kesuma M,Pd

Oleh
Yaer Bulo Lolopayung (1107197)




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.              Latar Belakang
            Semua orang yakin bahwa guru memiliki andil yang sangat besar terhadap keberhasilan belajar di sekolah. Guru sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain, sejak lahir, bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian peserta didik, ketika orang  tua mendaftarkan anaknya ke sekolah pada saat itu ia menaruh harapan terhadap guru, agar anaknya dapat berkembang secara optimal. Maka dari itu, dalam makalah ini akan dipaparkan mengenai peran guru dalam pembelajaran sebagai acuan untuk memahami sebuah profesi kependidikan.

           Secara awam, guru disebut sebagai seseorang yang menguasai sebuah bidang ilmu pengetahuan dan berkewajiban mentransfer ilmu pengetahuan tersebut. Seorang guru adalah sesosok dengan kepribadian yang lembut, angun, santun, sopan, dan jujur (dan mungkin masih banyak lagi sifat baik lainnya). Guru, dalam pandangan Freire, tidak hanya menjadi tenaga pengajar yang memberi instruksi kepada anak didik, tetapi mereka harus memerankan dirinya sebagai pekerja budaya (cultural workers). Guru harus mempunyai kesadaran penuh bahwasanya pendidikan itu mempunyai dua kekuatan sekaligus, yakni sebagai aksi kultural untuk pembebasan atau sebagai aksi kultural untuk dominasi dan hegemoni dan sebagai medium untuk memproduksi sistem sosial yang baru atau sebagai medium untuk mereproduksi status quo.

          Sumber daya pendidik, guru, menjadi kunci utama keberhasilan pendidikan. Di Indonesia, guru seakan-akan menjadi satu-satunya sumber belajar bagi peserta didik. Melihat kebutuhan semacam itu, guru harus menjadi sesosok yang mumpuni dalam menjalankan segala fungsinya serta melaksanakan pendidikan yang sempurna melalui pengajaran-pengajaran yang telah direncanakan.


1.2.              Tujuan Observasi
       Tujuan penulis dalam melakukan observasi di samping utuk pemenuhan nilai mata kuliah adalah untuk mengetahui peran guru yang sebenarnya dalam pembelajaran disebuah sekolah ataupun dalam sebuah lembaga pendidikan formal.


1.3.                   Rumusan Masalah
          Penyingkapan berbagai rumusan masalah dan kriteria menjadi Seorang guru  ini yang akan di sajikan oleh penulis yaitu mengenai bagaimana kita dapat menjadi Seorang guru yang tidak hanya sekedar mengajar tetapi benar-benar membawa diri kita untuk mengabdi terhadap anak didik kita, yaitu dengan menjadi guru yang profesional.


1.4.                  Manfaat Observasi
             Manfaat dari pengadaan Observasi ini adalah agar mengetahui sejauh mana peran dan tindakan yang sudah di lakukan oleh guru-guru, baik di Sekolah maupun di lingkungan sekitar kita.






BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Pengertian Guru
         Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa dan disiplin. Berkenaan dengan wibawa guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dan pemahaman ilmu pengetahuan, teknologi dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan. Sedangkan disiplin dimaksudkan bahwa guru harus mematuhi berbagai peraturan dan tata tertib secara konsisten, atas kesadaran profesional karena mereka bertugas unutk mendisiplinkan peserta didik didalam sekolah, terutama dalam pembelajaran. Oleh karena itu menanamkan disiplin guru harus memulaidari dirinya sendiri, dalam berbagai tindakan dan perilakunya.


2.2.      Peran Guru Yang Sebenarnya
     Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari. Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pelajaran menjadi fasilitator yang bertugas memberikan kemudahan dalam belajar. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga relatif murah, kecuali atas ulah guru. Kegiatan belajar peserta didik dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti motivasi, kematangan, hubungan peserta didik, rasa aman, dan keterampilan guru dalam berkomunikasi.  Apabila faktor tersebut dipenuhi, maka pembelajaran akan berlangsung dengan baik. Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran yaitu : Membuat Ilustrasi, Mendefinisikan, Menganalisis, Mensintesis, Bertanya, Merespon, Mendengarkan, Menciptakan kepercayaan, Memberikan pandangan yang bervariasi, Menyediakan media untuk mengkaji materi standar, Menyesuaikan metode pembelajaran, dan Memberikan nada perasaan.


2.3.      Peran Guru Sebagai Pendidik
       Guru dapat di ibaratkan sebagai Pendidik dan pembimbing perjalanan, yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakan perannya sebagai Pendidik yaitu :

1. Guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yanghendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki pesertadidik sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya, sertakompetensi apa yang mereka diperlukan untuk dipelajari dalam mencapaitujuan. Untuk merumuskan tujuan, guru perlu melihat dan memahami seluruhaspek perjalanan.

2. Guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus terlibat secara psikologis.

3. Guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin merupakan tugas yang paling sukar tetapi penting, karena guru harus memberikan kehidupan dan arti terhadap kegiatan belajar mengajar.

4. Guru harus melaksanakan penilaian. Penilaian yang dilakukan harus mencakup selurus proses kegiatan belajar mengajar.





BAB III
HASIL OBSERVASI

3.1. Praktek Guru Di Lapangan
Kenyataan praktek guru yang banyak saya jumpai di lapangan adalah:
1.Tidak sedikit guru yang mendidik dengan kekerasan
2.Guru mendidik tidak dengan kasih sayang yang tulus
3.Guru tidak memiliki tanggung jawab terhadap peserta didik
4.Guru tidak mengajarkan kewibawaan kepada anak didik, bahkan guru itu sendiri tidak memiliki kewibawaan.

           Kenyataan lain bahwa masih banyak guru di lapangan yang tidak memiliki dasar yang kuat akan konsep dasar dari pendidikan sehingga pola mengajar dari guru-guru tersebut terkesan hanya asal-asalan tidak dapat dipungkiri lagi. Guru hanya mengejar setoran nilai ke kepala sekolah dan dinas. Hal tersebut disebabkan karena paradigma yang salah di masyarakat Indonesia yakni keberhasilan peserta didik hanya dilihat hanya dari potensi akademik. Kondisi tersebut membawa keadaan dimana guru hanya menerapkan pembelajaran searah, pembelajaran yang memberlakukan guru sebagai subjek dan peserta didik sebagai objek. Interaksi dalam proses pembelajaran tersebut adalah interaksi atasan dan bawahan.

            Tidak sedikit guru di lapangan hanya peduli untuk memasukkan pengetahuan ke peserta didik dengan alasan mengejar nilai semata. Dengan pembelajaran yang monoton yakni ceramah dilanjutkan mencatat kemudian drill soal dan akhirnya latihan-latihan soal mendorong peserta didik menjadi sesosok yang pandai menghafal sesaat.

          Banyak permasalahan yang menjadikan sesosok guru menjadi mesin nilai bagi sekolah, dinas, dan negara. Guru di Idonesia tidak menjadikan pekerjaan guru sebagai sebuah profesi yang dengan penuh iklas dijalani segala resiko dan kendalanya.

            Guru di lapangan sebagian besar tidak memiliki visi yang jelas akan dibawa kemana peserta didik mereka. Visi guru telah dibuyarkan dengan nilai ekonomis dan prestise untuk mencapai hegomoni sesaat karena telah membawa peserta didiknya meraih nilai tertinggi. Bagaimana mungkin membentuk karakter peserta didik jika karakter sang guru pun tidak kuat? Guru tidak memiliki visi yang jelas kemana peserta didik mereka akan dibawa.



3.2.   Observasi Pengalaman
           Saya pernah bertanya kepada seorang guru di daerah saya (papua) bawa mengapa Dia lebih memilih profesi guru? Lalu Dia menjawab bahwa Dia memilih profesi guru sebagai sebuah profesi yang aman dan nyaman karena dengan menjadi guru, Dia akan dapat tunjangan hari tua (pensiun). Selain itu Dia juga dapat melakukan pekerjaan lain karena waktu mengajar sedikit. Alasan-alasan tersebut menjadi dasar mengapa profesionalisme guru kadangkala dan bahkan jarang ada dalam diri seorang guru. Setelah keluar dari lingkup sekolah, guru tidak lagi berfikir bagaimana perkembangan peserta didik mereka? Pendidikan hanya berhenti di dalam sekolah dan bahkan kelas. Hal tersebut membuktikan bahwa guru tersebut belum benar-benar membawa diri sepenuhnya untuk menjalani profesi yang mulia ini.

            Contoh lain bahwa guru mendidik tidak dengan kasih sepenuhnya dan hanya memilih-milih siswa yang Dia anggap mampu. Pengalaman saya waktu duduk di bangku SMA, lebih tepatnya di kelas Dua, seorang dari antara guru-guru kami mengajar tidak dengan kasih sepenuhnya, suatu waktu dia memberikan tugas, lalu murid yang dia percayakan (murid yang pandai) sebagai penyambung informasi kurang jelas dalam memberitahukan informasi tersebut, jadinya kami salah mengerjakan tugas itu. Guru itupun marah kepada kami meski telah kami jelaskan bahwa kami mengerjakan tugas itu sesuai dengan apa yang di beritahukan oleh teman kami. Bukti lain yaitu saat saya duduk di kelas 3 SMA, guru kami hanya mendekati dan menyenangi siswa yang pandai, sedangkan siswa yang terbelakang kurang di perhatikan. Padahal menurut saya justru siswa yang terbelakang itulah yang seharusnya mendapatkan perhatian yang ekstra dari pada anak-anak yang lain, agar pembelajaran yang dia lakukan pun berhasil.

              Fakta lain adalah bahwa guru-guru masih banyak yang mendidik dengan kekerasan, pengalaman saya waktu duduk di bangku sekolah dasar kelas 1, suatu hari kami bermain di dalam kelas, dan menurut guru tersebut permainan kami kurang sopan dan menggangu ketentraman orang lain, Guru itu lalu menampar kami dengan sangat keras, padahal untuk anak seumuran kami waktu itu sangat tidak pantas jika di perlakukan seperti itu. Dia seharusnya memakai cara yang baik seperti memperingati dan memberikan teguran saja, karna anak-anak masi dalam tahap pembentukan karakter, dan jika sudah teraniaya sejak kecil, anak tersebut mungkin trauma bahkan masih menyimpan kenangan buruk itu, contohnya seperti saya sekarang yang masih mengigat pengalaman tersebut. Contoh lain, waktu saya duduk di bangku SMP, hanya karna ribut di dalam kelas, kami semua di pukuli dengan menggunakan papan, dan itu sangat sakit hingga memar pada betis kami semua, selain itu juga kami di pekerjakan untuk menimbun lapangan voly yang kalau mau di pikirkan dengan akal sehat, itu merupakan pekerjaan yang sangat berat dan   cocoknya diperuntukkan kepada orang dewasa, dan menurut saya kan ada dana bntuan pemerintah dalam bidang tersebut, seharusnya guru tersebut dengan bijaksana mengelola dan memanfaatkan dana tersebut.

             Bukti lain adalah Guru tidak memiliki tanggung jawab terhadap peserta didik. Pada waktu sekolah, banyak sekali guru yang tidak bertanggung jawab terhadap tugasnya, malah lebih mementingkan urusan yang lain, guru itu hanya memberi tugas, tugas, dan tugas jika jam mengajarnya tiba, padahal seharusnya guru tersebut berada di dalam kelas untuk membimbing dan mengarahkan kami agar kami bisa paham tentang materi yang seharusnya dia ajarkan.

               Banyak guru yang tidak memiliki kewibawaan, Pada waktu SMP seorang guru masuk dan mengajarkan materi, dan pada saat break sebentar, dia malah makan-makan di dalam kelas, selain itu di SMA, guru yang satu ini mengajar sambil merokok. Menurut saya kedua guru di atas seharusnya tau mengkondisikan waktu yang tepat di mana dia harus melakukan hal tersebut, karena seorang guru harus memiliki kewibawaan, agar murid pun bisa meneladani dan menghargai guru tersebut.


  


BAB III
PENUTUP


3.1.  Kesimpulan
                 Guru sangat berperan membantu perkembangan peserta didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Guru juga harus berpacu pada pembelajaran, dengan memberikan kemudahan kepada peserta didik agar dapat mengembangkan kemampuannya secara optimal. Peran guru dalam pembelajaran yaitu : Guru sebagai pendidik, Guru sebagai Pengajar, Guru sebagai pembimbing, Guru sebagai pelatih, Guru sebagai penasehat, Guru sebagai pembaharu (innovator), Guru sebagai model dan teladan,Guru sebagai pribadi, Guru sebagai peneliti, Guru sebagai pendorong kreatifitas,Guru sebagai pembangkit pandangan, Guru sebagai pekerja rutin, Guru sebagai pemindah kemah, Guru sebagai pembawa cerita, Guru sebagai aktor, Guru sebagai emansipator, Guru sebagai evaluator, Guru sebagai pengawet.



3.2.  Saran
   Guru seharusnya mencintai pekerjaannya, bukan karena mengejar keuntungan dan kenikmatan semata. Sebaliknya, kita harus benar-benar membawa diri untuk mendidik anak didik kita untuk menuju ke arah yang lebih baik. Guru pun harus bisa mengkondisikan situasi, Di samping itu, Sebagai calon pendidik, maka kita kita dituntut untuk mengetahui peran guru dalam pembelajaran agar menjadi acuan bagi kita untuk mengembangkan diri sedini mungkin, agar kelak setelah kita terjun langsung dalam pembelajaran disekolah, dapat secara mantap menjadi figur seorang guru yang patut untuk di guguh dan ditiru.



DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa, Dr.M.Pd. 2007. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. RemajaRosdakarya.
Melalui observasi di lapangan.




NB: Untuk menjaga keaslian dan hak cipta mohon untuk tidak di Copas yah, ;) hanya sebagai bahan/sumber referensi untuk membantu rekan-rekan sekalian, okeyy?? dan jgn lupa yah untuk like or meninggalkan koment sebagai acuan/pertimbangan untuk perbaikan postingan saya kedepanya. Terimakasihh.










Kamis, 21 Maret 2013

Pendidikan Lingkungan Hidup Daerah Pesisir (Hutan Mangrove)



Mengenali Hutan Mangrove Guna Memanfaatkan Serta Melestarikannya
-Lingkungan hidup seputar pesisir
-Lingkungan hidup sekitar  hutan mangrove
-Biota sekitar pesisir serta hutan mangrove

Kegiatan:

PENGANTAR
Daerah Pesisir dan Hutan Mangrove merupakan lingkungan atau ekosistem dimana terdapat beragam ikan beserta biota lainnya, oleh sebab itu Mangrove sangat penting artinya dalam pengelolaan sumber daya pesisir di sebagian besar-walaupun tidak semua-wilayah Indonesia. Fungsi mangrove yang terpenting bagi daerah pantai adalah menjadi penghubung antara daratan dan lautan. Tumbuhan, hewan benda-benda lainnya, dan nutrisi tumbuhan ditransfer ke arah daratan atau ke arah laut melalui mangrove. Mangrove berperan sebagai filter untuk mengurangi efek yang merugikan dari perubahan lingkungan utama, dan sebagai sumber makanan bagi biota laut (pantai) dan biota darat. Jika mangrove tidak ada maka produksi laut dan pantai akan berkurang secara nyata.

Habitat mangrove sendiri memiliki keanekaragaman hayati yang rendah dibandingkan dengan ekosistem lainnya, karena hambatan bio-kimiawi yang ada di wilayah yang sempit diantara darat laut. Namun hubungan kedua wilayah tersebut mempunyai arti bahwa keanekaragaman hayati yang berada di sekitar mangrove juga harus dipertimbangkan, sehingga total keanekaragaman hayati ekosistem tersebut menjadi lebih tinggi. Dapat diambi suatu aksioma bahwa pengelolaan mangrove selalu merupakan bagian dari pengelolaan habitat-habitat di sekitarnya agar mangrove dapat tumbuh dengan baik.

Potensi ekonomi mangrove diperoleh dari tiga sumber utama yaitu hasil hutan, perikanan estuarin dan pantai (perairan dangkal), serta wisata alam. Selain itu mangrove memainkan peranan penting dalam melindungi daerah pantai dan memelihara habitat untuk sejumlah besar jenis satwa, jenis yang terancam punah dan jenis langka yang kesemuanya sangat berperan dalam memelihara keanekaragaman hayati di wilayah tertentu.
Oleh karena itu sangat perlu di berikan pendidikan yang mendasar kepada siswa yang ada di daerah pesisir contohnya di daerah Biak-Papua, agar kelak mereka dapat memanfaatkan serta melestarikan daerah pesisir dengan bijak.


TUJUAN
-Mengenal pesisir dan hutan Mangrove
-Mengobservasi secara sedarhana apa saja yang terdapat di lingkungan pesisir
-Memberikan penanaman serta keterampilan khusus kepada siswa secara medasar agar kelak dapat memaksimalkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya, tanpa merusak ekosistemnya.
-Memanfaatkan dan melestarikan daerah/lingkungan pesisir
-Menanamkan rasa memiliki lingkungan dimana siswa tinggal


BAHAN/ALAT YANG DISEDIAKAN
-Foto atau gambar daerah pesisir dan hutan mangrove beserta biota yang ada di dalamnya
-Guru menyediakan tempat sampah organik dan anorganik
-Guru menyediakan batu dengan ukuran maksimal sekepal 10 buah sebagai penunjang permainan yang berorientasi kepada pendidikan dan lingkungan.


WAKTU
Disediakan/sesuai dengan kebutuhan agar pembelajaran yang di lakukan dapat berjalan serta berakhir dengan efektif.


LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
1. Melakukan penanaman konsep awal terhadap siswa mengenai daerah pesisir dan hutan mangrove.
Lakukan kegiatan diluar kelas (mengajak siswa bereksperimen di daerah pesisir)
2. Agar menarik dan berkesan siswa di berikan permainan kecil/ice breaking. Contohnya: siswa dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok ikan dan kelompok kepiting, kemudian kedua kelompok tersebut di berikan batu berukuran maksimal sekepal masing-masing lima buah per-kelompok lalu siswa di berikan arahan agar mereka menjaga batu-batu tersebut dari kelompok lawan agar tidak di ambil, jika para siswa berhasil menyentuh tubuh siswa dari kelompok lawan pada saat keluar dari area kekuasaannya maka siswa tersebut dinyatakan out untuk sementara waktu  dan berdiri di sekitar area lawannya hingga teman kelompok dari siswa tersebut datang menyentuhnya kembali tanpa tersentuh pula oleh lawan, untuk mengaktifkan temannya tersebut agar dapat kembali bermain. Kelompok yang berhasil terlebih dahulu mengambil habis batu kelompok lawan menjadi pemenangnya.
3. Memerintahkan siswa untuk mengambil salah satu makhluk hidup di daerah pesisir (di bimbing oleh guru)
Perlihatkan gambar-gambar makhluk hidup/tumbuhan yang ada pada daerah pesisir kemudian tanyakan kepada pesereta didik
- Gambar-gambar apakah ini?
- Apakah dari antara gambar-gambar makhluk hidu ini ada yang kalian temukan?
- Bagaimana lingkungan sekitar daerah pesisir/hutan mangrove?
- Apa sajakah yang anak-anak sekalian temui di daerah pesisir?
- Berikan kesempatan kepada salah satu siswa untuk maju kedepan dan menjelaskan secara sederhana dengan bahasa mereka sendiri apa yang telah dia temukan di sekitar pesisir dan hutan mangrove tersebut.
- Guru mengajak siswa untuk membentuk kembali kelompok yang sebelumnya serta mengajak siswa untuk:
- Membersihkan sampah-sampah atau kotoran yang ada di lingkungan pesisir 
Siswa membuang sampah-sampah yang telah di kumpulkan ke tempat sampah yang sudah di sediakan sesuai dengan jenis sampahnya yaitu organik dan anorganik.
- Lakukan semuanya sambil menyanyikan lagu yang ada didaerah setempat mengenai daerah pantai. Contohnya di daerah saya lagu “Pukat Panjang”
- Akhiri kegiatan tersebut dengan mengajak siswa untuk mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau antiseptik.
- Siswa di suruh berkumpul kembali membentuk lingkaran dalam posisi duduk kemudian guru berdiri di tengah untuk selanjutnya memberikan evaluasi.


PENEGASAN
Kembangkan kegiatan atau pembelajaran yang lebih menarik dalam perkembangan dalam pengenalan akan lingkungan sekitarnya (seputar pesisir dan laut). Tanamkan pula hal-hal mendasar yang perlu di ketahui oleh siswa dengan hubungannya dalam pemanfaatan serta pelestarian akan lingkungan, agar siswa terbiasa menjaga 6K (ketertiban, kebersihan, keindahan, kerindangan, kelestarian dan kekeluargaan) dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan keluarga maupun di lingkungan sosialnya.


EVALUASI
1.Memberikan siswa pertanyaan secara lisan mengenai pembelajaran yang sudah di lakukan.
2.Tes kinerja
3.Tes sikap